Selasa, 02 Oktober 2012

Story From Walking at the Street


Gambar ini diambil ketika saya pulang dari kampus. hari itu begitu terik, dan keringatpun tak urung untuk unjuk gigi.
biasanya saya berangkat dan pulang dari kampus itu jalan kaki. Jarak dari rumah kosan saya kekampus itu kira-kira ditempuh 20 menit kalau jalan santai. santai banget bisa setengah jam.
Pernah waktu itu ngobrol dengan kakak tingkat didunia maya alias chating-an, ia bilang kenapa saya itu jauh-jauh amat ngekosnya. saya jawab saja memang dapetnya yang ini. dalam obrolan itu saya memaparkan positifnya saya ngekos dengan jarak seperti ini, ia juga memaparkan negatifnya ngekos dengan jarak seperti saya ini. Dan tak ada kesimpulan yang kami raih.

Walaupun jauh seperti ini, disisi lain saya bersyukur dapat tempat tinggal diperantauan walaupun dengan jarak yang tak cukup dekat. 
Dari jalan kaki saya kekampus itu saya tak jarang mendapati fenomena-fenomena tertentu. dari yang menegangkan sampai yang membuat saya terharu adapun yang membuat saya jengkel.
Kebetulan hari itu saya mendapati kedua anak perempuan ini sedang berjalan berdua, seperti halnya saya yang pulang dari kampus, saya sudah menduga mereka pulang dari sekolah.

Hal yang memblokir perhatian saya adalah tangan mereka yang saling bertaut. Mereka tidak bicara banyak, hanya berjalan santai saja. sesekali saya mendengar mereka ketawa-ketiwi.
Saya jadi ingat masa lalu, ketika saya dan teman saya melakukan hal ini. Dan memang sangat bahagia bila kita mempunyai teman dekat atau sahabat. 
Mungkin saya tidak terlalu dapat mengungkapkannya secara gamblang ditulisan ini, namun inilah kenyataannya semua orang butuh sahabat. 
Saya merasakannya sendiri ketika saya memang ada sesuatu hal yang tak dapat diceritakan dengan orang lain, sahabat yang bisa kita ajak untuk berbagi. walaupun itu hanya seucap saja, namun itu mewakili semuanya.

Walaupun tak diceritakan, Ia sudah mengerti apa yang saya ingin katakan. Ajaib. Ketika sahabat saya tak dapat mengatakan sesuatu hal yang ingin dikatakanannya saya merasa saya sudah tau apa yang akan dia katakan. Walaupun tetap hanya Tuhan yang dengan apa yang kita rasa dan fikirkan. 

Ya, meskipun dalam pertalian hubungan ini tak selalu hal yang menyenangkan yang selalu ditemui. adapun hal yang membuat kita bingung, kesal, marah dan terlintas mempertanyakan "kenapa bisa bertemu orang seperti dia?" seperti yang disesali. Namun rasa itu pergi ketika dalam hubungan ini, dapat menemukan inti dari permasalahan. Saling memaafkan, saling mengerti, saling memahami dan tidak gengsi. 
Namun disitulah yang akan terus memperat hubungan.Hal tersebut yang akan diingat dan paling bermakna dalam diri seseorang.

Hidup itu memang indah jika saling berbagi, berbagi dengan ikhlas tentunya. :)

Manusia memang tak dapat hidup sendiri, namun ingat artian ini bukan seperti
 "kalo butuh ada, kalo ga butuh ga ada" .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar