Jumat, 25 Februari 2011

story I dont know the title part 3


Secangkir kopi hangat telah mendarat di tangan Rin, ia terus memegangi cangkir kopi itu, menunduk. Ia hanya bisa diam saja. Jude duduk dengan tenang, tangan kirinya berada di saku celananya. ia memasukan sedikit gula ke cangkir capucinonya dengan tangan kanan, mengaduknya pelan. Jude menghela nafas panjang. Dan mendelik kearah Jude, ketika mendengar embusan nafas Jude yang begitu terdengar. Dan meminum Coklat panasnya.
“Ekhem” Rin berdehem, tanda akan memulai pembicaraan ini.
“ehm.. ka.. kalian saling mengenal?” tanya Rin menunjuk mereka berdua. Dan melengoskan kepalanya, seolah tak ingin menjawab pertanyaan Rin. Namun beda dengan Jude, ia menjawab bijak.
“Ya kami saling mengenal, kami satu kelas dulu” ujar Jude, ia kembali mengaduk capucinonya.
Rin, melotot.. kalau mereka sekelas, berarti mereka seumur, berarti Dan...
“kyaaa!!!” Rin tiba-tiba menjerit.
“kenapa? Baru tahu sekarang kalau aku lebih tua dari mu?” kata Dan sinis. Rin memandang Dan beberapa detik lalu menunduk lagi. Manusia serigala itu sepertinya sedang sangat kesal, Batin Rin.
Jude, hanya tersenyum.
“auh...” Rin mengaduh. Ia teringat banyak berbuat yang tidak-tidak pada Dan.
Tiba-tiba dari kejauhan terlihat seorang perempuan dengan penampilan glamor, namun elegan, datang menghampiri mereka, ia menaruh tas berwarna merah marunnya di meja. Dengan paniknya ia langsung memeluk Jude. Tapi Jude langsung menghela wanita itu. Seolah tak ingin membalas pelukannya.  Rin bengong kaget. Dan juga, namun dan langsung memalingkan pandangannya, ia merasa jijik melihat mereka.
“Jude, kau tidak apa-apa? Ada yang sakit? Kudengar kau tersesat di hutan benar begitu?” kata wanita itu.
“ Tidak, salah bukan aku, tapi Dan.” ujar Jude datar.  menunjuk Dan dengan dagu.
Wanita itu, menoleh ke arah Dan, tapi tatapannya sangat tidak berarti apa-apa.
“oh,, kau tak apa-apa?” kata wanita itu datar seperti di buat-buat. Dan hanya diam saja ia tak melihat wanita itu.
Rin memandang Jude, Rin memandang Dan, lalu ia memandang wanita cantik itu. Terus ia melakukan itu bebearapa kali mengamati raut wajah mereka masing-masing. Rin berpikir sejenak merarsakan atmosfer berbeda ketika wanita cantik itu datang menghampiri mereka berdua. Rin tersenyum mengerti.
“Kak, Jude, bolehkah aku pulang sekarang? Aku ada sesuatu yang harus aku kerjakan dirumah.” ujar Rin. Ia berdiri siap-siap untuk pergi dari situ.
Jude mendongak, ia heran kenapa Rin, tiba-tiba ingin segera pulang. Padahal ia masih ingin bermain dengan Rin.
“aku antarkan kau ya?” kata Jude. Yang langsung berdiri, menawarkan jasa. Wanita di sebelahnya mendelik seperti tak suka. Ia memandang Rin dari ujung rambut sampai ujung kaki, beberapa kali.
“ah,, tak usah repot-repot, aku pulang bersama teman.” kata Rin. Ia langsung menjawil lengan Dan, dan menariknya dari situ. Dan bingung dan melotot lagi, ia berusaha berontak untuk melepaskan tangannya. Namun tarikan tangan Rin lebih kuat dari pada Dan. Dan melotot, Rin juga melotot.  Rin berbicara  namun tak mengeluarkan suara. Ia memberi tanda agar mereka harus segera pergi dari situ.
“kami pergi” Rin pamit dan menarik tangan Dan keras. Hampir saja Dan jatuh tersandung kursi. Ia mengumpat-ngumpat kecil. Dan terpaksa menuruti Rin. Daripada ia terjatuh di hadapan wanita itu, mukanya akan berubah menjadi hijau karena malu.
Jude terlihat sebal saat itu. Ia menggenggam keras sendok gula yang tadi ia gunakan.


“ apa yang kau lakukan tadi kepadaku?!!” Dan berontak melepaska tangannya. Ia kesal, kakinya yang sedang sakit harus di bawa lari seperti itu.
“kau ini jangan pura-pura marah seperti itu, kau pasti akan berterimakasih kepadaku.” kata Rin yang terus berjalan tak memperdulikan Dan lagi.
“Hei!! tunggu memangnya kau tahu apa tentang aku hah?!” dan berlari kecil menyusul Rin.
Rin hanya tersenyum, ia hampir akan tertawa terbahak-bahak lagi. Tapi Dan bisa mencium gelagat Rin. Ia  melotot lagi dan menggeram sedikit. Rin terdiam, ia langsung menutup mulutnya, agar tak terlihat akan tertawa lagi.
“kau suka kan pada wanita itu?” tanya Rin ia mencondongkan kepalanya untuk melihat raut wajah Dan. Dan sedikit tersentak.
“kau...” desis Dan.
“ya.. ya.. ya.. aku sudah tahu jawabannya, cinta bertepuk sebelah tangan kan? aku mengerti... aku mengerti..” kata Rin seperti mengejek Dan. Dan hanya memandang sinis Rin.
“iya, maafkan aku. ayo cepat jalan.” Rin menarik tangan Dan, untuk segera pergi dari tempat itu. Dan menuruti ajakan rin, ia pun berjalan dengan terpincang-pincang.
“ tenang saja, aku tak akan beri tahu orang lain, aku penjaga rahasia yang tak akan kau ragukan.” ujar Rin, ia tak melepaskan genggamannya. Mereka masih bergandengan tangan.
“Hei...”
“Apa?”
“Lepaskan tanganku..” kata Dan. Rin tersadar, ia memandang lengannya yang sedang memegangi tangan Dan.
“oh, iya aku lupa.” Kata Rin. Ia melepaskan tangan Dan. Dan kembali melihat rin, ia menarkan bibir atasnya.
Dasar wanita ini, apa ia tak merasakan apa-apa setelah memegangi tanganku? Batin Dan.
Dan terus memandangi Rin dari belakang. Ia merasa aneh, kenapa ia santai saja berada di dekat dengannya sementara orang-orang lain selalu saja menggebu-gebu atau salah tingkah di depanya.
“hei, kau mau ikut aku?” kata Rin, ia membalikan badannya tiba-tiba. Membuat Dan kaget. Dan segera memalingkan pandangannya berpura-pura tak melihat Rinlagi.
“kemana?” kata Dan.
“ketempat yang sangat menyenangkan di dunia ini.” kata Rin bangga.
“memangnya kemana?  Apa bagusnya untuku tempat itu?” tanya Dan seperti tak peduli. Padahal ia penasaran.
“ ikuti saja aku kalau memang kau mau ikut .” Kata Rin yang langsung membalikan badannya lagi berjalan maju dengan sedikit menaikan kecepatannya.
“hei... tunggu aku..”
---------------------------------------------------------------
Rin dan Dan sedang berdiri di depan kedai eskrim yang catnya berwarna-warni. Terdapat sebuah patung eskrim yang besar dan sangat menggiurkan lidah, patung itu di bubuhi dengan cat berwarna coklat yang memperlihatkan seolah-olah cat itu adalah coklat yang meleleh. Dan satu hiasan strawberry yang letaknya terbalik menancap tepat di atas patung es-krim itu.
Dan melipatkan keningnnya, bibir atasnya terangkat beberapa milisenti.
“tempat apa ini?” katanya dengan sangat bingung ia menanyakan hal itu pada Rin.
“ini adalah tempat yang paling indah di didunia” kata Rin tersenyum-senyum. Ia menggerak-gerakan lidahnya,menjilati bibirnya. Rin membayangkan sebentar lagi ia akan memakan eskrim yang sangat lezat.
“aku tak mau kesini” kata Dan ketus.
“hah?! Kau ini bagaimana? Ayolah kita masuk, aku sudah tidak tahan untuk menikmati eskrim kedai ini, kau tahu, eskrim di sini sangat enak!, tapi terserah kau saja, kalau mau pulang,pulang saja sana.” kata Rin, lalu ia melengos berjalan menuju kedai eskrim itu.
“cih...” Dan berjalan mengikuti Rin. Pulang juga ia tak tahu harus melewati jalan mana.
Mereka mulai memasuki kedai eskrim itu, ketika mereka masuk, terlihat banyak sekali pengunjung di dalam kedai itu. Dan melihat anak-anak yang tertawa-tawa menikmati eskrim mereka, suami-istri yang sedang menyuapi satu sama lain, satu keluarga  yang duduk bersama dan bergembira. Dan para manula kakek-nenek yang terlihat senang menikmati eskrim di sini. Mereka sepertinya sedang bernostalgia pada zaman mereka muda dahulu. Dan jadi mengerti kenapa Rin menamakan tempat terindah di dunia karena ia bisa merasakan hawa kegembiraan yang hangat di kedai ini. Di tambah pula para pelayan yang ramah, dan penjaga kasir yang selalu tersenyum pada pelanggannya.  Rin memilih duduk di sebelah jendela agar ia bisa melihat keaadaan di luar. Sedangkan Dan memilih duduk di pojok.
Seorang pelayan menyerahkan buku menu pada Rin, lantas rin memilah-milah eskrim mana yang akan dia makan.

“TANTANGAN  RAJA ESKRIM JUMBO!!!”

“apa ini?” Rin menunjuk tulisan itu dan memperlihatkannya pada pelayan disamping.
“itu adalah, tantangan dimana jika kau menghabiskan eskrim itu, kau akan mendapatkan hadiah menarik” ujar pelayan itu memberikan penjelasan yang membuat Rin melotot, ia kembali melihat buku menu itu, ia sangat tertarik. Tapi... apa bisa aku menghabiskannya sendiri? Batin rin.
TING!! tiba-tiba ada sebuah lampu yang menyala di otak Rin.
“Dan!!!!” teriak Rin.
Dan menoleh Rin, jaraknya lumayan berjauhan.
“apa?” katanya tanpa berteriak.
“ayo kesini” Rin melambai-lambaikan tangannya menandakan agar Dan mau pergi ketempatnya ia duduk. Tapi Dan membuang muka ia kembali melihat-lihat menu eskrim yang ada di buku menu.
“aish” rin berlari ke arah Dan, di ikuti pula oleh pelayan yang tadi mengurusi Rin. Ia menarik kursi dan langsung duduk.
“ hei, coba lihat ini!!! “ Rin memperlihatkan buku menu yang ia bawa-bawa.
“memangnya ada apa?” Dan menengok buku menu yang di perlihatkan Rin.
Rin menunjuk tulisan tantangan eskrim tadi.
“ayo kita coba ini bagaimana?” Rin menaikan satu alisnya.
“aku tidak mau” kata Dan singkat. Pandangannya kembali pada buku men berbagai macam es-krim tadi.
“ayolah, kau tak lihat? Nanti kita dapat hadiah yang menarik! Ayolah Dan.”
“kau ini!”
“maaf, mungkin sebaiknya anda coba saja tantangan ini karena ditiga puluh tahun ini belum pernah ada yang bisa memenangkan tantangan ini” sela pelayan yang dari tadi berada di samping menja mereka.
“ayolah...” Rin memelas.
Dan mendelikan matanya, mengela nafas menyerah.
“ya sudah, aku mau.” Kata Dan akhirnya.
“yeah! Aku  terima tantangan ini! “ kata Rin berdiri dan berteriak membuat mata-mata orang-orang yang mengunjungi kedai itu tertuju padanya.
“kau sedang apa?!” Dan menarik Rin untuk duduk lagi.
“jangan buat aku malu!” kata Dan lirih.
“iya. Maaf..”
Tapi tetap saja orang-orang di sana tak melepaskan perhaatiannya.
Beberaapa menit kemudian 5 orang pelayan mendorong troli pembawa eskrim jumbo.
Dan melotot kaget, hampir ia jungkir balik karena melihat besarnya eskrim itu.
“wuah.... besar sekali..” kata Rin takjub.
“ayo! Kita berusaha!” teriak Rin lagi, ia ancang-ancang menyiapkan sendoknya.
Dan tetap saja melotot saking kagetnya.
DUK! Rin menendang lagi dengkul Dan.
“aish! Apa-apaan kau??” dan meringis.
“ayo kita mulai!” kata Rin penuh semangat.
Dan mengangguk. Ia sudah bersiap dengan sendoknya.
Lalu ia memulai untuk memakan eskrim itu.
Sendokan pertama, mereka masih terlihat segar dan bersemangat. Rin dan Dan terus menyendokan eskrim itu ke mulutnya. Sendokan ke 23 mereka sudah berkeringat. Dan terlihat lelah, namun tetap maju karena melihat Rin yang belum terlihat lelah. Dan tak mau kalah dari gadis menyebalkan itu. Terus saja mereka memakan eskrim jumbo berukuran setengah meter itu. Pengunjung kedai di sana terus bersorak sorak menyemangati mereka. Anak-anak yang paling ramai menyemangati mereka hingga sampai menari-nari seperti pemandu sorak namun tanpa pom-pom.
Sendokan ke 34, rin terlihat lelah. Tapi sebaliknya Dan yang semakin tangguh, berteriak-teriak agar Rin bisa terus memakan eskrim.
“ayo cepat habiskan!” kata Dan yang mulutnya di penuhi eskrim.
Pelayan yang di samping mereka terus mengamati penghitung waktu di tangannya.
“hmm!” Rin mengangguk dan terus memakan eskrim. Sampai akhirnya mereka berdua berhasil menaklukan tantangan raja eskrim jumbo. Satu suapan terakhir telah di habiskan Dan.  Mereka kewalahan dan duduk terkulai lemas karena kekenyangan.
Rin mengusap-ngusap perutnya, sama halnya dengan Dan ia memukul-mukul dadanya. Untuk menelan sisa eskrim terakhirnya yang masih berada di mulut. Pelayan di samping segeta memencet salah satu tombol yang ada di alat penghitung waktu itu.
Akhirnya mereka berhasil, pengunjung di sana bersorak berdecak kagum.ikut senag dengan kemenagan itu.
Dua buah Mug besar berwarna pink dan berhiaskan jantung hati yang terpisah, menjadi hadiah atas mereka yang memenangkan tantangan. Jika Mug itu di berdirikan sejajar. Terlihat gampar jantung hati itu bersatu.
Dan bengong, ia tak mengira hadiahnya hanya dua buah Mug. Ia berusaha menghabiskan eskrim jumbo  itu tapi hanya dapat dua buah Mug.
“apa ini?” Rin mengangkat Mug itu.
“Kukira akan dapat hadiah yang besar, kenapa hanya gelas seperti ini? Hufff...” Rin ambruk di meja ia kelelahan.
“kubilang juga apa!” kata dan membenarkan perkataannya yang lalu.
“sudahlah, ini satu untuku, dan ini untukmu” Rin menyodorkan Mug itu ke arah Dan.
“Lihat, ternyata cuma sebuah Mug, kalau aku sakit perut akan ku salahkan kau!.” kata Dan misuh-misuh.
“aku juga tidak tahu, kukira dapat hadiah besar” ucap Rin.
“aku yang paling banyak menghabiskan eskrimnya. Kau itu lamban sekali!” kata Dan.
“tidak, aku bergerak cepat untuk menghabiskannya, justru kau yang lamban sekali.” kata Rin tak mau kalah.
“siapa bilang, kau yang lamban bodoh!” kata Dan menyerang tak mau kalah.
“aku yang bilang! Kau yang bodoh! Dasar manusia serigala!”
“Dasar kau bisanya cuma mengejek! Apa tak ada kata-kata lain? Bodohnya kau” kata Dan. Tapi kenyataanya, Dan lah yang paling banyak memakan eskrim itu karena ia menggunakan sendok yang lebih besar dari Rin.
Mereka terus saja bertengkar kecil. Saling menuduh.
Tiba-tiba pria dan wanita tua yang duduk di sebelah meja mereka berbicara.
“sudah jangan bertengkar, kalian tak tahu mitos di sini?” kata pria tua itu.
“mitos apa?”Rin melipatkan keningnya.
Dan juga memasang telinga. Walau tak melihat pria tua itu berbicara.
“mitosnya adalah, jika ada seorang pria dan wanita yang berhasil menghabiskan tantangan raja eskrim jumbo, mereka akan menjadi sepasang kekasih, bahkan menikah, bahkan sampai tua” sambung  wanita tua yang berada di samping pria tua.
Dan menaikan bibir atasnya lagi. Aneh sekali, batinnya. Ini sudah beda dengan jaman waktu para manula itu muda.
“memangnya benar bisa begitu? Aku tak percaya Nek.” kata Rin.
“ya, ini kan sebuah permainan.” Lanjut Dan.
“memang benar” kata Pria tua itu.
Rin dan Dan makin bengong lagi melihat tingkah aneh dua manusia itu. Yang senyum-senyum berdua.
“Karna kami juga dulu berhasil menghabiskan eskrim tantangan raja Jumbo itu” Ujar mereka berdua.
Dan dan Rin makin melotot kaget.
“Tidak mungkin!!!!!” kata mereka berdua. Berteriak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar